Mas Harun Bastari, Kau Membuatku Mabuk Kepahiang!




"Ayo Pung, niscaya berpengaruh niscaya berpengaruh niscaya kuat"

Aku terus bilang ke diri sendiri berulang kali, sambil terus nelen ludah, sambil keringet dingin, sambil merem, sambil lemah lunglai bagai tanaman toge gres keguyur ujan. Rasanya nyawa kayak udah di ujung kepala, bener-bener mau pingsan.

Sampai tiba-tiba kak Asnody, guide kami, melintas di sebelah kursiku. Enggak pakai nanti, saya pribadi jerit minta kresek ketika itu juga. Ini udah di ujung banget, nggak dapat entar. Kak Rere, yang kebetulan duduk di sebelahku, jiwa ibu-ibunya pribadi bergelora. Dengan super-baik beliau nawarin macem-macem supaya saya bertahan. Dari minyak kayu putih, tisu, permen hingga alhasil sang penyelamatku; kresek.

Aku senderan ke jendela, merem sambil mikirin yang indah-indah semoga lupa. Jangan ditanya heh mikirin siapa, pokoknya mah indah! Nggak bisa, kepala rasanya kayak lagi dijambak-jambak. Pusing dan beneran gliyengan, badanku mulai gemeteran dan ketika tercemen alhasil tiba juga; isi perutku keluar semua. Beneran semuanya.



Kepahiang namanya, sebuah kecamatan di provinsi Bengkulu yang punya jalan Liku Sembilan. Jalanan sepanjang kurang lebih 64 km yang isinya cuma kelokan tajam dengan medan naik turun. Satu kelokan aja udah bikin teler, ini lho beliau punya sembilan! Buat seorang yang mabuk kendaraan kayak aku, perjalanan ke sini ini butuh kenekatan level nggak tau diri. Bayangin, melintas di atas jalan ini naik bis. Setiap keloknya itu lebih bikin mual daripada liat perjaka tampang minimal tapi sok tajirnya maksimal.

Jangan tanya soal antimo, enggak mempan. Bena ngasih sekali dan isi perutku tetep keluar semua. Kalian pernah nggak sih (maaf) muntah hingga yang keluar tinggal cairan kuning? Saking udah nggak ada lagi isi perut yang dapat dikeluarin. Nah gitu tuh saya kemarin. Beneran selama melewati Kepahiang, saya jadi pungky yang mending dikarungin aja lah udah.

Tapi nggak apa-apa, bukan pungky namanya jika nggak tau diri. Demi memeluk gantengnya Mas Harun Bastari, demi dapat lihat pribadi taman bunga yang disiapkan untuk Flower Garden Festival bertaraf international dalam aktivitas Visit Bengkulu 2020, saya mengikhlaskan diri untuk berada di titik tercemenku.

Akrab kan sama istilah mabuk kepayang? Itu loh, istilah jika kita jantungnya pindah ke jidat pas liat gebetan lewat. Iya memang ada hubungannya, jadi awalnya istilah ini merujuk ke tanaman kluwek yang banyak tumbuh di daerah Kepahiang, terutama di Hutan Lindung Bukit Daun dan daerah konservasi Bukit Barisan. Buahnya, jika dimakan mentah-mentah, dapat bikin mabok alasannya ialah mengandung asam sianida. Oleh warga, biasanya digunakan buat racun panah ketika berburu.

Plus, jalan Liku Sembilan yang saya ceritain itu, kelokan 9 biji yang sukses bikin mabok banyak orang termasuk aku. Kombinasi dua hal ini menelurkan istilah Mabuk Kepahiang. Dibaca cepat, jadinya Mabuk Kepayang, yang seiring waktu, entah alasannya ialah apa saya juga nggak tau, alhasil jadi sebutan untuk mereka yang dimabuk asmara. Coba yang gape wacana pergeseran makna ini, komen di bawah ya semoga saya tambah pinter 😝


Memeluk Gantengnya Mas Harun Bastari


Inilah alasan yang bikin saya bertahan untuk hingga walaupun mabuk Kepahiang bener-bener menyiksa dan bikin pengin pulang aja, inilah alasan yang bikin saya nrimo untuk teler hingga titik muntah penghabisan, inilah tujuan saya bela-belain ikut menempuh 3 jam perjalanan yang bikin nyaris pingsan. Liku Sembilan mengantarku ke sini, si ganteng Mas Harun Bastari. Dan aku, sampai! 


Mohon maaf bapak suami jangan lempar sendal dulu, Mas Harun Bastari itu nama danau. Bukan nama gebetan gres apalagi dedek brondong gemes. Tapi enggak kutemukan balasan kenapa dikasih nama Danau Mas Harun Bastari, 'Mas' nya itu mas mas atau emas sih? Beri saya jawaban, mas.. Aku nggak dapat diginiin terus!

Danau yang sekilas berbentuk karakter C ini berada di perbatasan kota Curup dan Lubuk Linggau, kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Danaunya mah sebenernya gitu doang, standar danau aja. Tapi di sekitarnya itu lho, wuih! Kalian harus liat sendiri alasannya ialah asli, mata kalian akan dimanjakan dengan pemandangan yang lebih indah daripada ngeliatin saya lama-lama.

Ada taman bunga yang sedang disiapkan untuk flower garden pekan raya bertaraf international sebagai rangkaian aktivitas Visit Bengkulu 2020. Ini sejalan ya sama Provinsi Bengkulu yang populer sebagai Bumi Rafflesia. Negerinya bunga! Beneran ada sangat banyak bunga di taman ini, dan asik banget buat basuh mata.

Tapi kalian taukan saya ini kuper? Makara ya gitu, saya beneran nggak tau itu bunga apa aja jadi mohon maaf lahir dan bathin nggak dapat ngasih tau kalian bhahahahaha yang saya tau, bunganya buanyak dan warna-warni. Coba dong saya dikasih kursus singkat soal bunga-bunga semoga goresan pena ini dapat rada keliatan pinter 😂😂😂


Selain taman bunga, ada kebun strawberry juga dan strawberrynya ENAK. Entah lezat alasannya ialah beliau manis, atau lezat alasannya ialah saya makannya hasil metik pribadi jadi seger-seger gimana gitu ya? Trus jangan khawatir bagi para aktifis instagram, di daerah ini sudah dibangun beberapa selfie spot kayak jembatan kayu dengan latar belakang danau. Tapi saya mah nggak terlalu suka sama spot yang lagi hits semacam ini, karena.... semoga apa sih? 😂

Waktu saya posting video saya njeblos di sini ke instastory, beberapa orang nge-dm saya dan bilang jika saya ngerusak bunga. ENGGAK! Makara di sana itu memang ada tanah-tanah kosong yang dibentuk untuk jalan, jadi nggak ada bunganya. Kalau kelihatan dari jauh memang bunganya full tapi enggak kok, disediakan khusus jalan buat lewat dan buat foto-foto ala artis india salah pergaulan kayak saya gini.


Makara buat kamu-kamu yang mau menikmati taman bunga ini, plis jangan hingga merusak tanaman ya. Kakinya hati-hati, awas ada yang terinjak. Trus jika foto bawa selendang gitu, perhatiin juga selendang kau alasannya ialah beberapa bunga di sini agak rapuh, kesabet kain dikit aja pribadi pada rontok. Enggak usah ada aktivitas dipetik-petik segala kumohon, pacar mah dikasih bunga bank jangan bunga beneran. Petiknya strawberry aja, ya 😗

Paling penting, sampah tau dong buangnya kemana? Termasuk puntung rokok dan bungkus permen, alasannya ialah walaupun kecil dan sepele, itu sampah juga lho. Nanti taman bunga dan danaunya jadi nggak cakep lagi kan sayang. Ayo kita bantu pemerintah menyukseskan Visit Bengkulu 2020 dengan ikut menjaga kebersihan dan keindahan taman ini, ya. Sampah beneran woy, sampah berbentuk gebetan sok jual mahal padahal demen lagi enggak dibahas. 


Tiket masuk ke taman bunga ini Rp. 10.000 aja, ceban senang deh. Belum ada kendaraan umum yang hingga ke sini, jadi memang harus pakai kendaraan pribadi. Dari kota Bengkulu, jaraknya sekitar 3 jam dan saya sama sekali nggak tau selama di jalan ada pemandangan apa aja alasannya ialah saya sibuk sama kresek 😂😂😂


Di atas kereta Purwojaya sepulang dari sana, 23 juli 2017 

Inilah Danau Mas Harun Bastari, keindahan di perbatasan kota Curup dan Lubuk Linggau, Bengkulu. Taman bunga di bumi rafflesia. Yang nyengir sok asik itu, si blogger nggak tau diri yang gres melewati sesi kuras perut pertamanya. Karung mana karung..

**

Referensi:
http://regional.liputan6.com/read/2435378/asal-mula-istilah-mabuk-kepayang


.

0 comments