Asyik, Jne Ngajak Jalan Ke Nusa Lembongan!

Photo by Rahmi Aziza

Nusa Lembongan itu dimana? Hahahahahahaha namanya juga Pungky, ngakunya doang mahmud gaul, Nusa Lembongan dimana aja nggak tau. Beneran pas Mas Yahdi, pihak JNE yang menghubungi aku, bilang kalau saya terpilih buat diajak jalan, saya sama sekali buta Nusa Lembongan itu dimana. Main iya aja, pokoknya iya jalan-jalan. Soal Nusa Lembongan itu dimana gimana kayak apa, gimana nanti. HAHA

Eh kalian percaya nggak kalau ngeblog itu tabungan rejeki? Sebulan lalu, saya membuktikannya. Kita menulis di blog kan nggak selalu ada yang bayar, ya. Kita menulis, membuatkan dengan pembaca, merelakan kuota internet yang enggak murah, dan tentunya waktu yang enggak sedikit. Kita melakukannya walaupun nggak ada yang gaji.

Aku beberapa kali nulis wacana JNE di blog, TANPA DIBAYAR. Aku nulis alasannya yaitu ya saya pengguna jasa JNE dan saya mau membuatkan sama pembacaku. Ya menulis di blog kan nggak cuma alasannya yaitu dibayar tho? Dua tahun kemudian tim JNE 'menemukanku', kemudian kami menjalin banyak kerjasama.

Tanggal 26 November kemarin, JNE ulang tahun ke 26. Mereka membagikan award untuk 5 blogger sebagai Top News Contributor. Kami kami yang setia menulis dan membantu publikasi wacana JNE di blog, sekalipun tanpa dibayar.

Dan inilah hadiah atas award itu: kami diajak jalan ke Nusa Lembongan! Gratis tis. JNE menanggung semuanya. Seneng banget lah pasti, meskipun Nusa Lembongan itu dimana dan kayak apa saya nggak tau sama sekali. Huahahahahaha

**

Nusa Lembongan ternyata di Bali, gaes. Bagian dari kepulauan Nusa Penida. Alhamdulillah, Pungky kini blogger yang sangat gaul dan melek peta. Siulin coba siulin :))

Aku berangkat dari Semarang alasannya yaitu alhamdulillah di Purwokerto enggak ada bandara. Bareng sama 2 blogger kondang: mbak Uniek dan mbak Rahmi. Dia lagi dia lagi. Kami diminta berkumpul di bandara Gusti Ngurah Rai, Bali, alasannya yaitu di sana sudah menunggu mas Rian dari JNE, dan pihak tour agent. Berkumpul juga bersama kami, mbak Lidya, blogger dari planet Bekasi dan Abah Nuh dari Lampung. 

Enggak cuma blogger doang yang diajak jalan, tapi ada juga 5 rekan media yang saya inget nama-namanya tapi lupa mereka dari media mana aja huahahahahaha. Ini saya kopas dari blognya Abah ya maaf ya, salim sama Abah ya haha. Ada mas Choirul Arifin atau kami sapa Mas Fin dari Tribunnews. Ada Mbak Eri dari Pikiran Rakyat Bandung. Ada juga Monalisa dari LKBN Antara. Ada Mas Agung dari Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Terakhir ada Mbak Tita dari Bisnis Indonesia.


Kegiatan pertama jalan-jalan kami yaitu makan, alasannya yaitu sebetulnya sia-sialah semua yang kita lakukan di dunia ini kalau perut keroncongan, setuju? Di sesi makan ini, bergabung lagi bersama kami neng Satya Winnie. Halah ini mah enggak perlu dikenalin ya. Sebut namanya aja seluruh dunia niscaya tau dia itu siapa dan gimana. Dia mah apa atuh remah banget... 

Remahan emas 24 karat.

**

Kalian tau nggak rasanya mau mati? ih lebay ding, enggak nggak gitu. Kalian tau nggak rasanya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya? Badan tuh melayang saking lemesnya, saking udah enggak ada tenaga dan daya sama sekali. Jangankan buat ngomong, buat gerakin tangan aja rasanya luar biasa. Kolaps. Tepar. Cuma dapat menyenderkan kepala ke kursi, menikmati setiap tetes keringat dan amis muntahan. Halah ribet, pada dasarnya mah mabok, sist! xD

Iya, gitu tuh saya pas perjalanan dari pulau Bali menuju pulau Nusa Lembongan. Gila ya ombaknya dahsyat banget. Aku udah bukan mabok lagi, isi perut beneran keluar semua dan mukaku kayak bawah umur KPTL, tau nggak? Komunitas Pecinta Tutup Lensa itu lho yang kalau foto mukanya pucet-pucet. Sampai kata mbak Eri, kulitku tuh menguning.

Untunglah Satya di sebelahku, dia berpengaruh banget naik kapal laut, digajruk kayak apa tetep masih dapat sekrol sekrol hape. Kaprikornus selama usaha menguras isi perut, saya ditolongin sama Satya. Duh nggak dapat nggak makasih banget alasannya yaitu kalau tanpa dia barangkali saya udah pingsan gemes di kapal.

Selama di Nusa Lembongan, kami diinapkan di hotel yang bikin norak. Sumpah ya Pungky dari kampung mana sih. Tapi bayangin aja dikasih kamar dengan private pool dan suasananya mewah. Kan pribadi berasa anak konglomerat, ya. JNE baik banget. Aku nggak nyangka sama sekali, blog betul-betul membawaku sejauh ini. Tulisan-tulisan yang saya bagi, mengantarku pada rejeki semegah ini.

Photo by Satya Winnie


** 

Ada satu siang saya senang banget dapat mengambang pasrah di laut, membiarkan tubuh diayun-ayun ombak, dan memandang ke langit. Snorkeling di Manta Point, Nusa Lembongan. Damai banget rasanya, kayak lagi pulang. Melaut dan melangit, dua hal yang paling saya cinta sekalipun saya mabuk bahari level gawat. Walaupun ya nggak pasrah-pasrah amat sih, kakiku tetep mengait ke tali yang nyambung ke kapal rombongan alasannya yaitu takut kebawa arus, khan males renang baliknya ya kak.. hahahaha



Ada satu sore saya menyadari bahwa Gusti sungguh maha besar. Hempasan ombak di Devil's tears bay yang superdahsyat, diceritakan oleh warga sekitar, sering memakan korban. Dengan apa kita dapat melawan alam? Hanya kasus ombak yang menghantam tebing, tapi dapat mematikan insan dalam sekali sambaran. Di tebing inilah saya sadar saya kecil banget sebagai manusia. Beneran nggak ada apa-apanya di dunia yang luasnya segambreng-gambreng ini. Apa yang dapat kita sombongin? Apa yang dapat kita bangga-banggakan? Sama ombak aja kita kecil banget, kok! Nggak pantes sama sekali menyombongkan diri dan ini paragraf kenapa jadi serius amat? -_-

Photo by Satya Winnie


Ada satu malam saya tau, blog telah memberiku terlalu banyak hal berharga. Bapak Johari Zein, eksekutif eksekutif JNE, dalam sambutannya menceritakan perjalanan panjang JNE selama 26 tahun. Perjalanan yang penuh suka, duka, kerja keras, perjuangan, dan tentu saja sedekah juga doa-doa. Pak Jo, begitu ia disapa, menginspirasiku untuk menyerahkan kerja keras dan usaha pada apa yang saya kerjakan.

Memilih hidup jadi blogger? Berikan usaha untuk itu! Ngebloglah dengan 'keras', dengan sedekah, dengan doa, dengan usaha yang nggak main-main. Karena perjalanan yang dapat bertahan panjang, enggak dihidupkan oleh leyeh-leyeh golar-goler malas-malasan dan lupa Gusti. Lewat kisah 26 tahun JNE, pak Jo menggeber semangatku dengan sangat beuh. Kalo kata anaknya, Shafa, kita tuh harus GITD.

Glow In The Dark!

Bersinarlah, sekalipun yang lain padam.



**

Lewat perjalanan bersama JNE ini, saya mencar ilmu satu hal: ngeblog itu menyerupai tabungan rejeki. Kita membuatkan sama pembaca, padahal nggak ada yang gaji. Nggak selalu ada yang bayar, pun pembaca kadang cuma satu dua. Tapi kita tetap menulis, kita tetap berbagi.

Dan membuatkan di setiap blog post itu ternyata jadi tabungan rejeki. Satu hari akan kita tuai, dengan tanpa disangka sangka. Kayak saya ini, tau-tau diajak jalan sama JNE ke Nusa Lembongan. Menikmati kemewahan yang belum tentu dapat saya bayar kalau dengan uang sendiri. Untuk yang ke semilyar kali, maturunuwun Gusti Ingkang Widhi.

Photo by Rahmi Aziza


Purwokerto, 22 Januari dengan semangat yang beuh, 2017

Jadi, abis ini siapa nih yang mau nulis-nulis wacana JNE di blognya? Kabarnya sih tahun depan JNE bakal ngajak jalan lagi, masa harus saya lagi nih yang terpilih? Emang kalian nggak iri? :(

*MAS JNE INI KODE YA MAS*

***

Ini kisah baikku bersama JNE! Nah belum usang ini, saya menggelar blog competition yang mengajak teman-teman menulis kisah baiknya juga dengan JNE. Daaaan... inilah para juaranya! Yuk, simak kisah mereka:

Cerita Baik bersama JNE, Inilah Para Juaranya!


0 comments