"Iya, batik tulis. Harganya memang segitu semua mba, jikalau kemahalan boleh ditawar kok"
Aku tersenyum pada si ibu. Berusaha mengiyakan angka yang beliau kasih barusan. Kaget bukan sebab kemahalan, tapi malah menurutku itu murah banget untuk selembar kain batik tulis. Sementara di daerah lain dapat hingga jutaan, masa ini cuma 350ribu, masih dapat ditawar pula. Yang bener aja!
Oh iya saya nggak terima, sebab saya tau betul menciptakan batik tulis itu nggak dapat hitungan jam. Butuh waktu bulanan, juga perjuangan yang nggak sepele. Karya yang sebegitu wah, dijual dengan harga sangat terjangkau, terang saya protes.
Gumelem namanya, desa yang berjarak sekitar 40 KM ke arah barat daya dari ibukota Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Desa ini, punya kain khas yang disebut Batik Tulis Gumelem. Motif dan warnanya, buat saya sih, kelihatan klasik. Cenderung warna orisinil batik kayak cokelat, putih dan kuning.
Ada aura gagah dan glamor di setiap lembarnya. Kata ibu yang nawarin kainnya ke aku, memang Batik Gumelem enggak pakai pewarna tambahan, sebab begitulah ciri khasnya. Coraknya juga banyak menggunakan corak khas keraton, kayak Sidomukti dan Sidoluhur. Karena memang desa ini punya relasi yang akrab sama Kasunanan Surakarta. Ini bikin Batik Gumelem jauh dari kesan lenjeh, nggak kayak pungky. Nye
Tapi, seiring berjalan waktu, masyarakat Gumelem berinovasi dengan corak-corak modern yang penuh warna. Makara jikalau kini kau beli Batik Gumelem, udah ada tuh yang fancy-fancy nan instagenic. Cocok buat tambahan ootd di instagram bhahahaha. Walau pilihannya nggak sebanyak yang klasik, ya. Karena mereka berusaha mempertahankan keaslian ciri khas Batik Gumelem.
Sudah diproduksi juga batik yang print, cap atau kombinasi. Karena ya gimana ya, undangan pasar kan kadang udah kayak pacar, suka ngatur-ngatur. Padahal batik tulisnya aja harganya udah terjangkau, lho!
Sedihnya, pemasaran batik ini masih hanya seputaran Banjarnegara. Kata si ibu lagi, pemasaran Batik Gumelem ini memang masih minim perhatian. Dia belum dapat jualan di internet sebab belum ada yang ngajarin. Pun ketika saya tanya soal filosofi dari motif-motifnya, beliau menggeleng nggak paham, katanya beliau cuma ngerti namanya aja, jikalau artinya ya nggak paham. Aku malah disuruh tanya sama ibu guru di sekolahan. Weh?
Iya, ibu guru. Karena di Banjarnegara, khususnya desa Gumelem, membatik masuk dalam mata pelajaran muatan lokal di beberapa sekolah. Siswa Sekolah Menengah Pertama di sini, diajari bikin batik sendiri. Dari mulai mengenal motif, membatik di kain dengan canting, hingga merebus pewarna dan mewarnai sendiri kainnya, mereka diajari sama bapak ibu guru hingga bisa.
Nah dodolnya, saking asiknya nonton para siswa itu membatik, trus ngerusuhin kerjaan mereka dengan numpang foto ala-ala bareng canting, saya malah jadi lupa mau nanya-nanya ke gurunya soal makna dan filosofi Batik Gumelem. Keburu waktu kunjungan habis dan rombongan harus balik naik bis huahahahaha udah maklum kan ya? Namanya aja Pungky xD
Semoga postingan yang foto pertamanya penuh kepalsuan ini (nyahahaha cantingnya aja kosong itu), dapat bantu ngasih tau banyak orang yaa.. Kalau desa Gumelem, Banjarnegara, Jawa Tengah, punya batik tulis yang, wow, memesona!
Purwokerto, 22 November 2011 jam 3 subuh, 2017
Ayo, plesir maring Banjarnegara!
***
Famtrip Blogger dan Media diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kab. Banjarnegara
0 comments