Dulu, saya pikir, ngeblog itu cuma wacana menulis dan publish. Ternyata enggak. Blogging telah membawaku pada pengalaman yang jauh dari sekedar tulis dan tayang. Blogging, ialah wacana menampilkan diriku pada dunia.
Blogging memberiku panggung untuk menjadi siapapun yang saya mau. Memberiku banyak ruang berkarya dan berdaya. Dia mengajakku menempuh perjalanan demi perjalanan, hobi yang akibatnya memberiku rejeki-rejeki, juga pertemuan-pertemuan dengan sangat banyak orang baru.
Makanya, saya nggak lagi bisa menganggap ngeblog sebagai arena main-main. Dia terlalu berharga, terlalu memberiku banyak hal. Aku harus memperlakukan ia dengan lebih profesional, supaya ia nggak cuma jadi halaman-halaman digital yang tanpa guna. Makanya, saya butuh partner!
Aku butuh perangkat yang memenuhi semua kriteriaku wacana partner yang baik. Perangkat yang bukan cuma bisa diandalkan, tapi juga sanggup menyeimbangiku secara performa dan penampilan.
Aku reflek jerit waktu Advent Jose, salah satu tim dari ASUS Indonesia, mengumumkan jikalau namaku bersanding dengan Zenbook 3 Deluxe. Enggak kok, nggak dikasih. Seluruh blogger hanya diberi kesempatan untuk get intimate dengan 6 notebook terbaru ASUS. Dan itu, ditentukan dengan undian. Siapa sanggup notebook apa.
Bahagiaku meledak malam itu. Aku udah usang menginginkan Zenbook 3 Deluxe. Barangkali blogger lain gres kali itu bertemu dengan keenam primadona, saya enggak, itu ketiga kalinya saya ketemu sama Zenbook 3 Deluxe. Dan saya sudah dalam kondisi jatuh hati.
Barangkali juga blogger lain gres benar-benar get intimate dengan sang notebook hari itu, saya enggak, saya sudah hapal luar kepala spec dari Zenbook 3 Deluxe UX490. Aku sudah semenjak usang 'terhubung' dengan dia. Dan begitulah jodoh, malam itu, dari 34 blogger dan 6 notebook, ada 1:6 kemungkinan, saya dan Zenbook 3 Deluxe keluar pada kemungkinan yang sama. Kami bersanding.
Zenbook 3 Deluxe UX490 ialah notebook terbaru keluaran ASUS, salah satu primadona yang lahir dalam gelaran The Edge of Beyond. Dan inilah alasan-alasan mengapa ia membuatku jatuh hati:
1. The Stylishly Designed Partner
Aku peduli sama penampilan bukan cuma semoga lezat dilihat, tapi juga untuk memilih posisiku di mata orang lain. Beda kan, dikala kita pakai kaos belel dan dikala kita pakai dress formal dengan aksen berkilau di sana sini. Orang menilai kita sebagai gembel, atau sebagai insan berkelas, itu kita yang memilih bukan mereka.
Begitu juga dikala kita menenteng ultrabook yang bertampang glamor dan dikala kita menenteng notebook dengan fisik biasa aja. Orang akan lebih percaya saya sanggup bekerja dan berdaya dikala menenteng ultrabook mewah, alasannya ialah apa yang bisa dihasilkan notebook yang dari bentuknya aja kelihatan payah? Ayolah, saya tau kalian tau dont judge the book by the cover sudah nggak berlaku dimana-mana. Kita, setiap saat, dinilai dari luarnya duluan.
ZenBook 3 Deluxe punya tampang yang... ganteng dan berkelas! Kombinasi warna coral blue yang berkilau, dan garis sisi gold yang nggak kalah berkilau, menciptakan ultrabook ini terasa mewah. Bezelnya pun hanya 7,46 mm dengan rasio screen to body mencapai 84 persen dengan ukuran layar 14 inci di dalam bodi 13 inci.
Meeting dengan sponsor, presentasi di depan orang banyak, jadi speaker di aneka macam acara, atau sekedar sponsored trip bersama brand, saya akan terlihat lebih berkelas dan profesional. Karena notebook yang saya bawa tampangnya mewakili harganya, yang tentu aja bukan notebook payah.
2. The Light Partner
Tau sendiri, saya ini tipe orang yang jarang di rumah. Menclok sana menclok sini dan ya begitu jugalah saya memproduksi konten blogku. Dimana-mana, senemunya kawasan dan waktu. Kadang di kereta, kadang di mobil, kadang di hotel-hotel. Dan astaga, laptop berat tuh bener-bener nambahin beban hidup.
Zenbook 3 Deluxe ini tanggapan banget untuk itu, ia punya dimensi yang sangat ramping. Cuma 12,9 mm dengan berat hanya 1,1kg! Bahkan saya suka menenteng ia padahal saya bawa tas. Kayak yang.. bisa meningkatkan kepercayaan diri alasannya ialah saya tau saya terlihat keren haha. Ah jikalau aja memilikinya, pastilah ia bakal ikut kemanapun saya pergi. Bagai gebetan udah mana ganteng, nggak nyusahin pula. Apa nggak minta dijadiin jodoh?
3. The Great Partner with Great Perfomance
Faktor penampilan itu penting, penting banget. Tapi jikalau dalemannya nggak mumpuni, ya sama aja bohong. Itu kayak cewek dempulannya tepat tapi isi kepalanya kosong. Aku terang nggak mau punya partner yang kayak gitu. Nah, si sexy satu ini punya performa yang cukup mantap. Tanpa upgrade apapun, ZenBook 3 Deluxe sudah memenuhi segala kebutuhanku untuk produksi konten.
Sama kayak jajaran ZenBook yang lain, ZenBook 3 Deluxe ini juga punya spec yang cukup wah di kelasnya. Kita mulai dari jantung hatinya, prosesor. ZenBook 3 Deluxe dibekali prosesor Intel® Core™ i7 7500U dengan kecepatan proses 2.7GHz. Yang lebih spesial, ini prosesor punya Turbo Boost yang bisa menaikkan kecepatan proses hingga 3.5GHz. Ugh!
Prosesor berpengaruh tadi dikombinasikan dengan RAM sebesar 16GB dengan tipe DDR3L 2133MHz SDRAM dan penyimpan data 512GB PCIe *4 M.2 SSD. Tiga hal ini ialah resep tepat untuk laptop yang siap dibawa kebut-kebutan mengejar deadline konten berwujud video atau foto. Makara saya nggak perlu khawatir dikala produksi konten-konten visual, bisa dikerjakan dimanapun dan kapanpun dengan cepat.
Plis, nggak usah ada pertanyaan "Kok foto sama video? Blogger kan kontennya tulisan.". Hey, ini 2017!
Segitu aja kemampuan ZenBook 3 Deluxe? Oh, terang enggak. Karena yang bisa diajak ngebut nggak cuma spesifikasi proses aja, ultrabook ini juga punya metode transfer data yang mantap. Ada tiga port 3 USB konektor Type-C. Aku coba untuk transfer foto dan video dari mmc, ke laptop, kemudian ke hape, wus.. ngebut! Beneran ditinggal ngobrol dikit aja udah kelar. Nggak perlu lah disambi kegiatan lain kayak saya biasanya hahahaha
Dengan begini, saya berarti nggak perlu lagi ketar-ketir dikala harus pindah-pindah foto atau video dikala traveling, tau sendiri kan kadang blogger itu harus jalan-jalan atau tiba ke event, sambil produksi konten, sambil posting juga. Nggak bisa mengandalkan perangkat memble.
Bukan, saya bukan tipe blogger yang bisa mengandalkan kamera hape untuk melaksanakan itu semua. Walaupun kamera hapeku sudah manis dan mumpuni, tapi saya lebih suka hasilnya mirrorless atau DSLR. Lebih profesional dan lebih bagus. Dan oh, saya bukan orang yang mengamini soal man behind the gun. Segimanapun bagusnya kamera hapeku, tetep aja nggak bisa menyaingi hasil DSLRku, padahal penggunanya sama. Jadi, saya butuh perangkat yang bisa memindah-mindah foto dan video dengan ngebut!
Tapi kerja cepat mengedit foto dan video akan sangat malesin jikalau output dari editan kita nggak kelihatan baiklah di monitor. Gokilnya, ASUS juga membekali ZenBook 3 Deluxe dengan spesifikasi grafis yang layak. Image prosesornya Intel® HD Graphics 620, hasil prosesingnya keluar lewat tampilan di layar 14” LED-backlit Full HD. Yang paling Istimewa dari layar ini ialah fitur 1000:1 TV-grade contrast ratio. Makara warna yang nongol di monitor itu super-super nyata. Ah kalian harus cobain lihat sendiri!
Khawatir mata sakit? Enggak. Seperti device ASUS lainnya, monitor yang digunakan sama Zenbook 3 Deluxe juga dilengkapi teknologi ASUS Eye Care yang bisa mengurangi blue-light hingga 30 persen.
4. The Productive Yet Entertaining Partner
Bikin konten terus, kapan hore-horenya? Hahahaha Dengan performa layar seoke itu, ZenBook 3 Deluxe asik banget digunakan nonton film-film HD. Ah jangankan nonton film, buat youtubing aja terasa seru dan menyenangkan. Padahal yang saya tonton apa sih, paling make up tutorialnya Jefree Star sama vlognya Awkarin hahahaha tapi saya sanggup pengalaman menonton yang berbeda dari biasanya. Terasa lebih nyata, lebih dekat, dan lebih greget.
Apalagi ZenBook 3 Deluxe dibekali empat speaker stereo premium, SonicMaster punya ASUS dan dioptimalkan oleh sejumlah pakar dari Harman/Kardon. Asli lah, tiba-tiba headset ku terasa sember dan sumbang di pendengaran hahahaha. Jernih banget suaranya! Nyaring tapi alus, nggak pecah. Buat muter playlist spotify, kamar jadi rasa konser. Sangat-sangat menyenangkan!
5. The Longlife Partner
Percuma aja performanya mantap jikalau nyalanya cuma sanggup sebentar. Kabar baiknya, ZenBook 3 Deluxe ini baterainya bisa bertahan hingga 9 jam! Aku nggak nyoba panjer selama 9 jam penuh sih, tapi kekasihku ini diestafet dari blogger ke blogger, dicoba sana sini selama dua hari, dan baterainya nggak abis-abis. Jose bawain charger tapi nggak guna hahahaha alasannya ialah beneran nggak pernah ngecas selama dua hari itu tapi nyala terus.
6. The Cool Partner
Notebook tipis mah panas! Eh, yang mana dulu nih? ZenBook 3 Deluxe mah enggak. Aku belum bisa memastikan sih soal ini alasannya ialah saya nggak mencoba ia untuk aktifitas berat dalam waktu lama. Tapi sepemakaianku, ia nggak panas sama sekali. Mungkin alasannya ialah ia dibekali teknologi pendinginan berbasis liquid crystal polimer yang dilengkapi dengan kipas (fan).
**
Kalau saja jodoh betul-betul menulis namaku dan ZenBook 3 Deluxe, saya niscaya akan sangat bersyukur alasannya ialah dialah yang sukses membuatku jatuh hati semenjak pertemuan pertama kali. Satu siang, di lounge sebuah hotel, saya mengelusnya dan bilang sama Jose, "Entah ya, kok gue merasa jodoh banget sama ini.. Ketemunya ia terus, firasat nih bakal punya". Ghana, di sebelahku, cuma nyengir. Pun Jose. Aku ngakak, lah pada kenapa sih, namanya doa, boleh dong tinggi-tinggi?
Kalau saja kami betul-betul berjodoh, saya bisa blogging in style, setiap saat! Ada amin?
***
Photos by: Nurul Noe, Albert Ghana, Febri Blogxkomo, Advent Jose, Deddy Huang.
Edited by: Handiko
0 comments