Selain Zenbook 3 Deluxe, saya tuh lagi kepincut banget sama Zephyrus GX501. Salah satu notebook terbaru keluran ASUS yang masuk dalam jajaran seri Republic of Gamer (ROG). Sejak kapan pungky jadi gamer? Main Zumba aja kalah mulu.
Pernah waktu itu gegayaan main Point Blank, musuhnya nembak udah puluhan kali, saya cuma ngeles kanan kiri kanan kiri agar nggak ketembak. Nggak ngerti cara make pistolnya gimana hahahahaha mencet apaan sih? Main berminggu-minggu, alhamdulillah pangkatnya tetep... tengkorak. HAHAHA
Pernah juga main GTA, game yang sangat seru walau saya nggak ngerti faedahnya apa. Di situ saya bisa jadi anak pembangkang yang baik. Nabrak-nabrakin orang, malak bocah pelon, kebut-kebutan di jalan, nerbangin pesawat, ya alhamdulillah ketangkep polisi terus dan misinya gagal terus huahahahaha
Terus buat apa pengin ROG Zephyrus GX501, kan situ bukan gamer? Buat main Zumba? Idih, memangnya ROG cuma bisa digunakan buat main game? Emang yang boleh kepincut sama ROG cuma gamer?
Ini, saya kasih alasan-alasan menentukan ASUS ROG, dikala kau bukan seorang gamer:
1. Karena Orang Harus Tau Kalau Kamu Punya Selera
Percayalah, menenteng ROG itu bisa meningkatkan kualitas diri secara kasat mata hingga berkali-kali lipat. Apalagi bila bawaan kau ROG GX800 yang mana harganya setara dengan satu unit Daihatsu Ayla, percaya diri bakal meroket drastis tis. Ayla beneran woy bukan Aylaview.
Bukan gamer, ya bodo amat. Manalah orang tau kita gamer apa bukan, pangkat bintang apa tengkorak di Point Blank, pokoknya tentengan kita ROG, fix, pede! Pungky tingkat pede tergantung bawaannya? Iyalah, emang siapa yang enggak? hahahahaha bukan, bukan gitu.
Tapi gini, kadang kita dinilai sama orang tuh menurut selera. Orang akan memandang kita lebih wah, dikala mereka tau kita berani menukar puluhan juta demi sebuah notebook gaming kelas monster. Dengerin orang banget? Yaiyalah! Bohong bila enggak. Jaman begini, di dikala setiap kita melaksanakan pencitraan setiap hari setiap waktu di sosial media, apa kata orang jadi hal yang sangat penting untuk didengar.
Dulu omongan orang bisa jadi cuma angin numpang lewat, kini pandangan orang lain atas kita bisa jadi rejeki. Makara kesempatan-kesempatan bagus. Makara jalan hidup. Kalau enggak mah, nggak mungkin banyak yang rela bela-belain sering beli baju cuma demi hestek ootd. Kalo enggak, buat apa kita capek-capek bikin alis demi sejepretan selfie? Kalau enggak, fitur ngecilin pipi dan perut di aplikasi beauty-beauty itu nggak bakal laris. Kita semua sebegitunya peduli sama apa kata orang.
Memilih ROG, sekalipun kau cuma bisa main Zumba, akan menciptakan orang tau bila kau punya selera.
2. Karena Sekarang Eranya Video!
Sebagai seorang content creator, saya nggak bisa menutup mata bahwa kini kita masuk ke abad video. Apa-apa video. Lihat aja kini semua sosmed ada storynya, bahkan IG story lagi sangat sangat naik daun. Hal remeh aja kita posting videonya ke story. Hari ini, dikala ini, kita sudah butuh berguru menciptakan konten video. Dan untuk itu, kita butuh perangkat yang nggak memble!
Sebenernya sih, video editing dan gaming itu dua hal yang sedikit berbeda. Kebanyakan game, lebih butuh performa komputer di sisi GPU (GPU Based). Sementara sebagian besar software editing lebih menitikberatkan CPU (CPU based) alias kekuatan prosessor.
Tapi di dunia ini ada mesin-mesin macam ROG Zephyrus GX501 dambaanku. Sebuah rig yang punya kekuatan di sisi GPU dan CPU. Dua-duanya mumpuni, jadi notebook yang dicipta untuk memanjakan gamer ini juga punya kemampuan untuk memanjakan para video editor, atau calon video editor. Memanjakan akyu uwuwuw.
Serius tuh mumpuni? Idih kapan saya bohong? Sederhananya gini, merk apel groak punya komputer yang dibentuk khusus untuk kepentingan video dan graphic editing. Dengan harga sekitar Rp 30 juta, mereka hanya pakai GPU Radeon Pro 570 4GB GDDR5 dengan CPU Core i5 3,4 GHz dan Ram 8 GB.
Itu dibentuk khusus untuk video editing lho ya. Makara spesifikasi begitu sudah dianggap mumpuni buat mengolah video. Nah, kini kita lihat spec-nya si Zephyrus dambaanku yang jauh lebih mengerikan. Meski secara fisik kelihatan nggak segagah saudara-saudaranya di jajaran ROG, Zephyrus ini tetap punya jeroan yang mantap. CPUnya Intel Generasi ke-7, Core i7-7700HQ, GPUnya Nvidia Max-Q GTX 1080 dengan video memori 8GB GDDR5, dan RAMnya RAM 24GB DDR4.
Dilihat dari spesifikasi kasar begini aja, Zephyrus sudah lebih dari cukup untuk keperluan video dan graphic editing. Kelebihan sih memang, tapi apa salahnya? Teknologi terus berkembang, sebentar lagi video editing dengan teknologi dalam apel groak sudah akan bikin kau keteteran.
3. Video Aja Enteng, Butuh Apa Lagi?
Nah, sebab buat video aja enteng, ROG sudah niscaya handal bila digunakan untuk yang lain. Bekerja dengan Ms Office, berkarya dengan keluarga Adobe, bermain-main bunyi dengan FL studio, ah, kau sudah nggak butuh apa-apa lagi.4. Zephyrus untuk Kamu, untuk Kita Semua
Kenapa saya menentukan dan merekomendasikan Zephyrus GX501 banget? Karena beberapa anggota keluarga ROG lain punya penampilan yang terlalu garang. Misalnya GX800 itu, kombinasi antara bodi gambot, lubang udara di beberapa titik, kemudian watercooling system-nya menciptakan ROG yang itu terlihat sangat garang. Kurang cocok bila digunakan sama lifestyle blogger macam aku. Selain terlau garang, ia juga kurang mobile.Jadi, blogger macam aku, atau siapapun kau yang bukan gamer, lebih butuh notebook sangar yang sexy. Notebook dengan jeroan gahar, tapi bodinya ramping, dan tampilan keseluruhannya elegan. Kalau ROG yang agresif pantes dibawa nongkrong bareng gamer di game center, Zephyrus ini masih bisa ngeblend dikala diajak nongkrong di café-café.
Gimana enggak, Zephyrus ini ketebalannya hanya 1,69 cm! Notebook gaming rasa ultrabook. Bahkan untuk saya yang notabene seorang ibu-ibu, ia masih kece dan pantas dibawa. Dengan warna hitam beraksen logo ROG merah menyala, secara keseuruhan tampilannya sungguh stylish, tapi nggak lenjeh. Keren dan elegan sekaligus.
**
Ya, saya pengin mempunyai ASUS ROG, sekalipun saya bukan seorang gamer. Notebook sangar nan sexy dengan logo menyala merah di bodinya, saya mendoakan itu ada di kamarku suatu hari nanti. Kamu?
.
0 comments