Siapa sih yang pertama bilang jika Rafflesia itu Bunga Bangkai? Kita ajak ngomong baik-baik yuk! hahahaha beda, tau. Walaupun sama-sama puspa langka yang tumbuh di Bengkulu, tapi Rafflesia bukan bunga bangkai! Mereka ialah dua bunga yang berbeda, dari sudut mana pun.
Duduklah yang nyaman, sini kuceritakan wacana mereka..
Siang yang mabok waktu itu, di tengah perjalanan menuju pelukan Mas Harun Bastari, tiba-tiba bis kami berhenti. Kami yang dimaksud pada kalimat sebelum ini ialah rombongan Famtrip Festival Bumi Rafflesia 2017, yang kebetulan saya berkesempatan jadi satu di antaranya.
Eh ada apa nih kok bisnya berhenti tiba-tiba? Mogok?
"Ada Rafflesia lagi mekar. Ayo semua turun!", Mr Devi, pemandu kami, meminta semua penerima untuk turun. Di jalan kosong di tengah daerah hutan lindung, Tabah Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah. "Eh?", setengah sadar (akibat mabok kendaraan lah jelas, Pungky mah apalagi), saya berusaha mencerna apa dan kenapa kami tiba-tiba diturunkan di pinggir jalan begini. Aku menyambar kamera dengan tubuh sempoyongan. Pelan-pelan, turun dari bis dan jalan mengikuti rombongan.
Spanduk ala kadarnya terpampang di pinggir jalan, tulisannya to the point banget "RAFFLESIA LAGI MEKAR". Lalu kami berjalan masuk ke hutan di belakang spanduk.
Namanya hutan beneran, jadi kami harus menyusuri jalan setapak yang licin, curam dan mengandalkan batang-batang pohon atau akar gantung untuk pegangan agar nggak merosot. Di beberapa bab memang sudah dipasangi tali oleh warga sekitar, tapi tetep aja, licin cyin. Setelah sekitar 300 meter berjalan.. WOW. Itu.. itu.. Rafflesia arnoldii!
Awalnya saya nggak paham kenapa harus wow, cuma alasannya ialah yang lain wow jadi saya ikutan wow aja hahahahaha Apa spesialnya sih? Cuma lihat bunga di tempatnya, ya wajarlah, memang ia tumbuh di sini, kan?
ENGGAK. Kata kak Asnody, pemandu kami yang lain, Rafflesia itu betul-betul istimewa, makanya ia termasuk puspa langka. Dia butuh waktu 1-2 tahun dari bonggol untuk mekar, dan ketika mekar, usianya hanya 7 hari. Bayangin, 7 hari! Setelah itu ia akan menghitam, layu, dan mati. Nggak pernah dapat dipastikan juga dimana Rafflesia akan mekar, alasannya ialah namanya juga alam bebas, ya suka-suka ia lah. Ngana pikir ini alis ngana dapat diatur-atur?
Kaprikornus di antara waktu yang jarang dan langka itu, kami PAS banget dapat klop sama si manis satu ini. Bahkan beberapa temanku yang orisinil Bengkulu bilang, mereka aja belum pernah lihat pribadi Rafflesia, alasannya ialah memang nggak dapat dipastikan. Kaprikornus pertemuan kami, semacam keberuntungan paling beruntung. Ibarat mantan terindah udah punya istri, eh nggak sengaja papasan senyum pas ia lagi sendirian. Bilang apa? Alhamdulillah..
"Ini tali-tali sama jalan, disiapin sama warga?" Tanyaku ke kak Asnody
"Iya, pas ditemukan, biasanya warga sekitar pribadi bersama-sama untuk nyiapin ini semua (buka jalan, pasang tali pegangan, bikin spanduk), ini sudah kebiasaan di Bengkulu, alasannya ialah memang Rafflesia mekar itu istimewa" Jawabnya
"Sempet ya? Kan mekarnya cuma seminggu.." Tanyaku lagi
"Sempet, ya alasannya ialah pribadi itu. Langsung disiapkan hari itu juga alasannya ialah kan nggak lama. Bunga yang ini usia mekarnya sudah 3 hari, berarti tinggal sekitar 4 hari lagi.." Jelas kak Asnody.
Walaupun harus masuk hutan dan ngedeblokin sepatu, saya mah rela. Yang terindah emang biasanya nggak gampang yakan yadong.
Si manis yang kami temui ini ialah Rafflesia arnoldii. Memang ada Rafflesia lain lagi? Banyak! Ada 27 species bunga Rafflesia, dan di Bengkulu tumbuh 4 di antaranya. Mereka adalah: Rafflesia arnoldii, Rafflesia gadutensis, Rafflesia halsetti, dan Rafflesia bengkuluensis.
Saat mekar, bunga Rafflesia dapat punya diameter hingga 100 cm, dan berat mencapai 10 kg. Makanya, ia disebut-sebut sebagai bunga tunggal terbesar di dunia! Mengetik paragraf ini, tiba-tiba saya teringat sama lirik lagu "orang bilang tanah kita tanah surga..". Bacanya enggak usah sambil nyanyi juga kali. Tapi betul, tanah Indonesia sekaya ini!
**
Lalu apa bedanya ia dengan Bunga Bangkai? Nah ini! Jadi, di seumur hidupku yang sok pinter ini, saya gres tau kemarin jika Rafflesia dan Bunga Bangkai ialah dua bunga yang berbeda. Sejak perkenalanku dengan mereka waktu SD dulu di buku RPUL, saya taunya mereka ya satu bunga yang sama hanya beda sebutan. Ternyata beda. Kaprikornus besok lagi jika saya ngaku-ngaku pinter, pites aja pites.
Sorenya, sehabis dari danau Mas Harun Bastari, bis kami berhenti lagi di pinggir jalan di tengah hutan. Kali ini, di konservasi Bunga Bangkai di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang. Lagi lagi, kami harus masuk hutan dan ngedeblokin sepatu. Untung tampang tetep princess.
Waaah.. Itu ia Bunga Bangkai! Aku histeris. Kali ini saya beneran takjub alasannya ialah bunganya gede banget. Tinggi dan besar. Taukan segimana tingginya gengsi mantan? Nah, segitu tuh kira-kira. Sekitar 3 meter yang saya temui ini, dua kalinya tinggiku. Aku mendekati pelan-pelan, setiap langkah saya berhenti, berusaha beradaptasi, takut nggak berpengaruh sama baunya. Setiap selangkah maju, saya ngendus-ngendus memastikan jika baunya masih dapat diterima hidungku. Jangan dibayangin endus-endusnya kayak apa.
Semakin dekat, hidungku semakin nyot-nyotan mengendus. Bukannya tutup hidung, saya malah ingin tau mencari baunya. Mana sih busuk bangkai yang populer itu? Kok nggak ada. Asli gak ada. Semakin dekat, baunya tuh kayak... gak ada baunya! hahahahaha kalimat macam apa ini.
Kata pak Khalidin, orang yang menjadi 'ayah' bagi si bunga, bunga bangkai memang hanya mengeluarkan busuk ketika sedang mekar sempurna. Dan mekar sempurnanya hanya berlangsung selama.. 24 jam! wow. Sedangkan 'anak'-nya ini sudah mekar 3 hari. Wah pantesan. Nah jika lagi mekar sempurna, itu baunya dapat mencapai radius 100 meter. Wow lagi.
Bunga Bangkai butuh total waktu hingga 4 tahun untuk siap mekar, nah sehabis jadi kuncup, ia butuh sekitar 3 ahad untuk betul-betul mekar. Dengan proses sepanjang itu, bunga ini hanya mekar tepat selama 24 jam. Setelah itu menguncup, layu, dan mahkotanya lepas. Meninggalkan sekumpulan biji di dalamnya. Kan saya udah bilang, yang indah memang nggak mudah. Makanya kau harus tetap semangat, jomb!
Amorphophallus titanum, begitu nama latinnya. Amorphos berarti bentuk yang rusak, sedangkan phallos berarti alat kelamin laki-laki. Titanum mewakili kata raksasa. Kaprikornus secara keseluruhan, nama latin bunga ini berarti: Penis yang rusak berukuran raksasa. WOW dengan kapital.
Selepas dari tempat konservasi, saya naik bis sambil senyum-senyum. Maturunuwun Gusti, saya beruntung sekali dapat hingga ke Bengkulu dan lihat pribadi dua puspa langka sekaligus. Dua-duanya sedang mekar, dua-duanya sedang cantik-cantiknya. Ya walaupun lima menit sehabis senyum-senyum, saya meringis alasannya ialah isi perut keluar semua. Mabuk Kepahiang!
Purwokerto, 7 hari menjelang hari kemerdekaan, Agustus 2017
Sekarang jadi tau, ya.. Mana bunga Rafflesia mana Bunga Bangkai. Jangan hingga salah lagi lho. Nah, jika ke pelaminan sama yang lain padahal kita yang dipepetin, itu sih bangkai beneran. Ya ampun paragraf epilog macam apa ini Pungky?
0 comments