Basah Berair Seru Arung Sungai Serayu

 

"Balik badan, mbak! Tenang, tenang, biar saya yang angkat"

Mas mas operator meraih pelampungku, memutar paksa badanku, dan menyeret tubuhku naik ke perahu.

"Mati nih gue!"

Aku bergumam dalam hati. Melihat teman-teman lain sudah berhasil naik, sedangkan saya masih terombang-ambing di sungai, menuju jeram. Arus sungai siap menyeretku jauh. Kejadian super-cepat itu berlangsung sesudah kepalaku tertabrak perahu, menenggelamkan wajahku ke air dan semuanya jadi serba mengerikan. 

Dengan sregep mas operator yang saya lupa namanya, menarik badanku biar naik ke perahu. Jangan tanya mukaku kayak apa, mbak Lidya hingga bilang, bibirku jadi biru saking pucetnya. Saking paniknya. Berhasil diangkat, saya duduk di tepi bahtera sambil atur napas, planga plongo masih nggak percaya barusan ada apa. Setelahnya, saya raba-raba bab dedek kecil, alasannya sadar pas diangkat tadi, celanaku melorot. Oh, aman. Celana masih nyantel dengan baik, cuma emang isinya agak kisut. Kedinginan.



Kejadian seru-seru ngeri itu ialah bab paling nggak terlupakan dari rafting-ku di Sungai Serayu, salah satu petualangan dari rangkaian Blogger Trip bersama Dinas Pariwisata Banjarnegara. Selama ini, Serayu yang kutau ialah Serayu yang sunyi, yang syahdu, yang diam. Makanya waktu rafting, saya rada jumawa, merasa dekat dengan sungai paling mahsyur di Banyumas ini. Meneketehe, ternyata bila turun langsung, Serayu cukup deras dan ganas.

Banyuwong Adventure namanya, operator yang membawa kami rafting di Sungai Serayu hari itu. Petualangan kami mulai pukul 09.00 pagi bersama hujan deras dan dedek kecil yang kian kisut. Kami dipasangkan life jacket, helm, dan dibekali satu buah dayung untuk masing-masing orang. Sebelum turun, rombongan kami dibagi menjadi 4 tim dengan masing-masing tim berisi 5 orang. Gila juga bila dipikir-pikir, pengalaman pertama rafting, dibarengi hujan lebat dan tentu saja arus sungai yang lagi deras-derasnya.


Sebelum turun ke sungai, kami diberikan briefing soal cara mendayung, pertolongan, hingga administrasi resiko untuk hal-hal yang nggak diinginkan. Termasuk soal gimana bila kami nyemplung dan terseret arus, menangkap tali penolong, dan pemberitahuan ujung dayung yang keras jadi plis jangan digunakan buat nabok temen se-perahu. Kecuali sahabat seperahu ialah mantannya pacar yang suka ganggu-ganggu korelasi orang.

**


Bersama hujan yang nggak juga mereda, satu persatu dari kami turun ke sungai dan masuk ke bahtera karet. Nama bahtera ginian apa sih? 

"Duduknya di pinggir, ya. Kaki dimampatkan ke dalam, dayung sesuai komando dari saya", titah mas operator bahtera yang masih saya lupa namanya.

Belum usang mengapung di air, kami sudah diminta untuk boom. Istilah untuk masuk ke bab tengah dengan posisi jongkok, alasannya bahtera akan menghajar jeram. Byur!!! Perahu kami lompat bersama air terjun yang cukup dalam. Kuyup air hujan kini campur dengan kuyup air sungai.

"Barusan itu air terjun welcome. Ucapan selamat tiba dari Serayu.." Kata mas operator yang beneran deh saya lupa banget namanya.

Waduh? Itu gres sambutan? Aku nyengir separo excited separo ngeri.

Semakin jauh, kami dipertemukan dengan jeram-jeram lain yang nggak kalah tinggi. Perahu yang kami naiki kadang lompat, kadang terbang. Kadang airnya cuma mampir dikit-dikit, kadang nyiram dari ujung kepala hingga ujung panu. Serunya poool! Asyik beneran asyik. 


Semakin jauh, bahtera kami beberapa kali disambut ranting pohon, mblesek ke bambu-bambu gitu. Nggak jarang disapa batu-batu besar, ukiran dengan bahtera lain, atau goyang-goyang esktrem alasannya arusnya memang lagi super-deras. Siapapun yang tiba ke Banjarnegara, nyesel banget bila nggak coba.

Di tengah pengarungan, mas operator yang saya lupa namanya, memperlihatkan kami untuk berenang. Silakan bila mau nyemplug, katanya, mumpung lagi lewat arus yang tenang. Ya namanya juga pungky, dibilang gitu langsunglah lompat ke air. Aku berenang di tengah sungai menjauh dari perahu. Sampai di satu titik, saya sadar udah kejauhan dan malah mendekat ke arus deras. Lalu terjadilah kejadian berenang lawan arus biar balik ke perahu, trus bukannya berhasil malah ketabrak perahunya sempurna di kepala.

Blem..

Wajahku tenggelam. Aku gelapan. Dalam hati beneran udah pasrah. Teman-teman lain cuma sanggup menatap panik dari atas. Lalu selanjutnya, dimulailah peristiwa life jacket ditarik mas operator, badanku dibalik paksa, saya diangkat naik, dengan posisi megangin celana alasannya takut melorot. Syukurlah, semua berakhir dengan duduk di tepi bahtera ngos-ngosan panik dalam keadaan selamat sambil raba-raba dedek kecil, ngecek masih ketutup atau enggak. *pasang peniti*

Setelah kurang lebih satu jam setengah, pengarungan kami berakhir di Surya Yudha Park. Salah satu hotel di Banjarnegara yang memang jadi titik selesai rafting bersama Banyuwong Adventure. Kami kemudian diantar balik ke Pikas Resort naik kendaraan beroda empat khusus. Aku gliyengan. Antara girang alasannya rafting barusan, dan mabok kendaraan. hahahahaha dari kampung mana bu?

**


The Pikas namanya. Penginapan sekaligus basecamp dari Banyuwong Adventure. Nama Pikas diambil dari kependekan Pinggir Kali Serayu. Jadi, siapapun yang mau menjajal serunya rafting di Serayu, datanglah ke sini.

The Pikas bukan hanya memperlihatkan acara rafting yang seru pol itu tadi. Tapi juga penginapan bernuansa pedesaan bagi kalean kalean yang mau arung air terjun sekalian menginap. Ya kan mulainya pagi banget, jadi mending nginep sini sekalian. Disediakan cottage-cottage yang sanggup diisi hingga 7 orang, plus paket makan yang sedap banget alasannya sajian desa. Barangkali buat kau cottage terlalu mainstream, sanggup juga menentukan opsi camping di lapangan yang sudah disediakan.


The Pikas membangun nuansa pedesaan yang buatku, sukses. Karena masih ada sawah dimana-mana, jalanan tanah yang becek bila hujan, pohon-pohon yang rimbun, pun bangunan-bangunannya memakai kayu. Tempat mandinya juga cuma disekat kayu sama gorden selembar gitu. Kaprikornus bila menginap sama temen-temen, sanggup mandi bareng trus main gede-gedean. 

Gede-gedean ukuran sabun mandi, gitu.

Paket rafting yang ditawarkan beragam, tergantung jarak tempuhnya. Ada yang 7 km, 10 km, 15 km, hingga 26 km. Harganya juga tentu beda-beda, dari 150ribu hingga 350ribu. Angka yang sangat terjangkau untuk pengalaman yang sangat sangat nggak terlupakan. Apalagi sudah termasuk kemudahan makan 1x, air mineral, kelapa muda, snack (mendoan brooo), lokal transport, perlengkapan arung air terjun lengkap, guide, sertifikat, asuransi dan nggak kalah cihuy: dokumentasi yang uapik!


Paket menginapnya juga beragam, tergantung jenis cottage yang kita isi. Ada yang 400ribu untuk 4 orang, 750ribu untuk 7 orang, atau yang Istimewa 450ribu untuk 2 orang. Murah banget nggak sih? Kalau ambil yang 400ribu untuk 4 orang, kan berarti satu orang cuma 100ribu. Bahkan harga gincuku sebiji lebih mahal dari ini. Bhahahaha *melipir*

Semuanya sudah termasuk kemudahan kasur busa, selimut, air mineral, kamar mandi dalam, dan sarapan. Seratus ribu manalagi yang sanggup mampu ini semua di daerah yang super asyique, bos?


Purwokerto, masih terbayang asyiknya arung Sungai Serayu, November 2016

Dua hari satu malam di sini, saya eksklusif berasa kembang desa yang setrong. Tsah! *nyapu kebon*

 ***

The Pikas Adventure
Jl. Raya Madukara No. 1, Desa Kutayasa, Kec Madukara-53482, Kab. Banjarnegara, Central Java, Indonesia
Telp. : +62-286-593000

0 comments